5.21 Web3: Guide To Magic Internet Money

Ada dua aktivitas utama dalam sektor Web3. Pertama, adalah melakukan perdagangan token, dan kedua, adalah memanfaatkan Web3 secara keseluruhan. Namun, sayangnya, literasi orang masih terbatas pada perdagangan saja. Hari ini, kita akan belajar tentang cara memanfaatkan Web3.

Teknologi Web3 serupa dengan awal munculnya internet. Misalnya, sekitar 20 tahun yang lalu, kita hanya bisa mengakses internet melalui kabel telepon, dan bahkan sulit untuk menonton film box office atau mengunduh file MP3 berukuran 4 MB membutuhkan waktu 1 jam dengan biaya akses internet sebesar 9.500 rupiah. Lebih masuk akal untuk membeli kaset saja. Namun, sekarang hampir semua aktivitas dilakukan melalui internet.

Inovasi akan selalu ada dan pasti mendisrupt teknologi lama. Web3 hadir dan siap mendisrupt teknologi internet yang selama ini kita tahu. Web3 adalah internet powered by blockchain. Memungkinkan semua aset baik real atau digital ditokenize, dimiliki, dan diperjual belikan dengan bebas tanpa kustodi. Beberapa orang menyebutnya dengan the era of magic internet money

  • IDO, atau Initial DEX Offering, juga dikenal sebagai launchpad, merupakan cara di Web3 untuk berinvestasi dalam startup yang inovatif. Bedanya dengan saham konvensional, di mana kita hanya bisa berinvestasi setelah IPO, di Web3 kita dapat berpartisipasi pada tahap awal. Biasanya, dalam saham seri A, B, C, modal ventura sudah mengambil alih bagian mereka. IPO kemudian menjadi kesempatan bagi mereka untuk melepas sahamnya. Di Web3, baik kita maupun modal ventura memiliki periode tunggu dan pembatasan yang sama. Masa tunggu adalah periode sebelum token diluncurkan, sedangkan pembatasan adalah pengeluaran token secara bertahap. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar harga token tidak jatuh secara tiba-tiba.

    Namun, seperti halnya setiap bentuk investasi, terdapat risiko terkait dengan mengikuti launchpad. Misalnya, token mungkin tidak mengalami peningkatan nilainya saat Token Generation Event (TGE). Selain itu, proyek yang diikuti dalam launchpad dapat berhenti tanpa kelanjutan yang jelas. Terdapat pula risiko terkait harga token dari protokol yang digunakan oleh launchpad tersebut yang dapat mengalami penurunan. Bagi mereka yang ingin berpartisipasi dalam IDO di Web3, platform-platform seperti DAOmaker, Seedify, Kommunitas, dan masih banyak lagi dapat digunakan. Untuk menemukan platform launchpad terbaik, pengguna dapat memanfaatkan Cryptorank sebagai referensi. Penting untuk dicatat bahwa selain memiliki wallet Web3, memiliki VPN juga disarankan untuk mengakses Web3, mengingat beberapa penyedia layanan dapat memblokir akses RPC untuk jaringan tertentu.

  • Fairlaunch mirip dengan IDO, tetapi berbeda karena tidak memerlukan staking token dan berfokus pada proyek yang didukung oleh komunitas tanpa keterlibatan modal ventura. Investasi dalam fairlaunch lebih berisiko karena siapa pun dapat membuatnya tanpa analisis tim. Fairlaunch dapat ditemukan di DEX protokol seperti Pinksale dan menawarkan peluang airdrop token awal, tetapi juga memiliki risiko lebih tinggi. Secara sederhana, fairlaunch bisa dianggap sebagai bentuk pendanaan bersama untuk proyek Web3 atau kripto.

  • Yield Farming adalah konsep di mana kita mendapatkan reward karena menahan (hold) token tertentu. Pada awal peluncurannya, biasanya kita diberikan reward yang tinggi. Staking, di sisi lain, berarti kita menempatkan token kita di liquidity pool untuk menyediakan likuiditas. Jadi, jika ada pertanyaan mengenai asal reward, ada dua sumber utamanya. Pertama, dari liquidity pool itu sendiri. Kedua, dari reward yang dibagi-bagikan kepada para pemegang (hodler) yang melakukan staking, dan ini telah diatur dalam tokenomics. Tempat-tempat untuk melakukan yield farming misalnya Pancakeswap, Biswap, Beefy Finance, dan masih banyak lagi. Secara sederhana, kita bisa menganggap yield farming sebagai cara untuk menempatkan token di protokol DeFi dan mendapatkan bunga atau APY (Annual Percentage Yield).

  • Airdrop adalah cara untuk mendapatkan token kripto tanpa mengeluarkan uang, dengan cara menyelesaikan beberapa tugas tertentu. Biasanya dilakukan oleh proyek kripto yang masih baru dan ingin mendapatkan perhatian dari komunitas. Untuk mendapatkan airdrop, biasanya kita perlu menyelesaikan tugas-tugas pada proyek yang belum diluncurkan sepenuhnya, seperti dalam tahap testnet atau beta. Ketika proyek diluncurkan, kita akan diberikan reward sebagai kontributor. Beberapa proyek yang pernah melaksanakan airdrop termasuk Arbitrum, Aptos, dan banyak lagi.

    Secara sederhana, airdrop dapat dianggap sebagai bonus atau reward untuk kontributor dalam tahap awal proyek.

  • Liquidity mining adalah ketika kita menjadi penyedia likuiditas dan mendapatkan pendapatan dari komisi trading atau pertukaran (swap). DEX seperti Pancakeswap, Biswap, Uniswap, Balancer, dan 1inch menggunakan model AMM (automated market maker) untuk melakukan transaksi. Berbeda dengan CEX yang mengandalkan likuiditas yang disediakan oleh pengembang dan pertukaran. Resiko yang mungkin terjadi adalah kerugian sementara (impermanent loss) akibat fluktuasi harga token. Dengan kata lain, lebih menguntungkan jika kita hanya memegang (hold) token tanpa menjadi penyedia likuiditas. Namun, ini tidak memperhitungkan potensi hasil (yield) yang mungkin didapatkan.

  • Di dunia Web3, kita memiliki opsi untuk meminjamkan aset kripto yang kita miliki kepada orang lain atau menjaminkannya untuk mendapatkan dana segar. Prosesnya cukup sederhana dan cepat, tanpa perlu melalui prosedur rumit seperti di bank. Kita dapat menggunakan protokol seperti Maker, Compound, AAVE, dan lainnya untuk melakukan transaksi ini. Hal yang menarik adalah bahwa kita dapat menggunakan aset kripto sebagai jaminan tanpa perlu mengurus administrasi yang rumit, prosesnya instan, dan tidak ada penalti jika ingin melunasi lebih cepat. Dana yang kita peroleh dari pinjaman ini dapat kita manfaatkan di dunia nyata. Dengan kata lain, di Web3, kita memiliki kemudahan seperti yang ada pada sistem pegadaian atau koperasi, tanpa harus menghadapi biaya dan hambatan yang biasanya terkait dengan lembaga keuangan tradisional.

  • NFT trade, singkatan dari Non-Fungible Token trade, merujuk pada aktivitas jual beli token non-fungible di pasar digital. NFT merupakan token yang unik dan tidak dapat saling dipertukarkan dengan token lainnya secara satu-satu. Dalam perdagangan NFT, para kolektor atau investor dapat membeli dan menjual karya seni digital, koleksi kartu, barang virtual, dan berbagai jenis aset digital unik lainnya.

  • Dutch Auction adalah jenis lelang yang berbeda dengan lelang pada umumnya. Pada lelang umum, penawaran dimulai dari harga terendah dan naik ke harga tertinggi. Namun, Dutch Auction berjalan sebaliknya. Lelang ini dimulai dari harga penawaran tertinggi, kemudian harga akan turun secara bertahap setiap beberapa menit. Peserta dapat membuat penawaran saat harga turun. Contohnya adalah lelang fragmen NFT Infinite Field yang terdiri dari 1000 NFT. Lelang ini dimulai dari harga 10 Eth dan turun setiap 5 menit hingga mencapai 0.25 Eth. Tujuannya adalah memberi kesempatan kepada investor dengan dana terbatas. Rata-rata penjualan NFT Infinite Field sekitar 2.4 Eth. Dutch Auction dapat diikuti melalui protokol Web3 dengan peserta dari berbagai belahan dunia.

  • Pada tahun 2021, ada tren yang sedang naik daun yaitu gamifikasi, di mana hampir segala hal dapat dijadikan sebagai bentuk reward atau airdrop yang digamifikasi. Salah satu sektor yang populer adalah play to earn, di mana kita dapat menghasilkan uang dengan bermain game. Saya pernah membahas tentang play to earn dan metaverse di sini. Tren ini juga menciptakan profesi baru yang muncul di metaverse. Kemudian pada tahun 2022, muncul sektor baru yaitu move to earn, di mana kita dapat menghasilkan uang melalui kegiatan olahraga. Saya juga telah membahasnya dalam video ini. Mungkin di masa depan akan muncul tren sleep to earn, eat to earn, dan sebagainya. Jadi, intinya adalah kita mendapatkan poin dalam permainan yang dapat kita jual di pasar.

  • Staking merupakan istilah yang mungkin sudah akrab di telinga Anda. Staking yang sebenarnya adalah berpartisipasi sebagai validator, tetapi tidak semua orang memiliki perangkat untuk validasi dan tidak semua orang memenuhi syarat minimumnya. Misalnya, untuk menjadi validator di Ethereum, minimal harus memiliki 32 ETH. Nah, apa solusinya jika kita hanya memiliki dana yang kecil? Salah satu solusinya adalah melalui protokol Liquid Staking seperti Lido. Di sini, kita dapat mendelegasikan token kita ke validator dan berbagi fee dengan validator tersebut. Misalnya, jika kita melakukan staking Ethereum di Lido, kita akan mendapatkan token stETH yang setara dengan Ethereum dengan perbandingan 1:1.

Angga Andinata

Seorang educator. Misinya untuk mempersiapkan generasi Web3. Mengubah orang dari awam crypto menjadi paham crypto.

https://youtube.com/c/anggaandinata
Previous
Previous

5.22 Gimana Cara Jelasin Tentang Bitcoin Ke Pasangan & Keluarga

Next
Next

5.20 Road to Hyperbitcoinization