5.19 How To Kill Bitcoin

Bitcoin dikatakan sebagai Furture Currency, dikatakan juga sebagai the mother of crypto & bahkan dijadikan sebagai legal tender di negara tertentu seperi El Salvador. Dengan visi yang terdesentralisasi, peer to peer, dan protokol anti sensor serta anti inflasi, banyak yang mengharapkan Bitcoin menjadi penyelamat dalam keruntuhan sistem keuangan dunia yang disebabkan oleh mata uang fiat. Namun apakah bitcoin dapat di bunuh/dimusnahkan ? di artikel ini akan membahas bagaimana cara untuk membunuh bitcoin.

Dalam upaya untuk membunuh Bitcoin, ada dua hal yang perlu diingat. Pertama, Bitcoin bukan hanya sebuah jaringan, tetapi dianggap sebagai bentuk uang. Oleh karena itu, serangan dapat dilakukan dari sisi kepercayaan (trust) terhadap Bitcoin. Kedua, Bitcoin bukan hanya sebuah kode, tetapi juga menggunakan mekanisme proof of work yang membutuhkan konsumsi energi yang besar. Oleh karena itu, serangan juga dapat dilakukan dari sisi energetik terhadap Bitcoin, yang membuatnya sering disebut sebagai "mata uang energi".

  • Mematikan internet dapat juga membunuh bitcoin, namun kemungkinannya sangat kecil karena jika internet mati tidak hanya bitcoin tapi seluruh aktivitas perbankan konvensional menjadi lumpuh. Bahkan aktivitas penyaluran energi listrik, komunikasi pesawat, kapal laut pun jga menjadi mati total.

    Tidak mungkin seluruh jaringan internet dunia dihancurkan. Sejak didirikan oleh militer Amerika pada tahun 1975 dengan nama ARPA, internet telah dapat berfungsi tanpa mengandalkan kabel bawah laut atau satelit. Bahkan saat ini terdapat 6542 satelit yang mengorbit di udara berdasarkan data bulan Mei 2021, dan Elon Musk dengan proyek Starlink-nya berencana untuk mengirimkan 42000 satelit ke orbit.

  • 51% Attack merupakan kondisi dimana sekelompok orang menguasai lebih dari 51% networknya melalui node dan mengubah kebijakan atau code dari protocol tertentu. Protokol bitcoin adalah protokol yang paling terdesentral diantara semua aset kripto lainnya. jumlah node Bitcoin ada puluhan ribu dan tersebar di seluruh dunia. Nggak mudah untuk menumbangkan atau menguasai 51% node nya

  • Regulasi dianggap sebagai musuh utama Bitcoin karena mengancam semangat desentralisasi yang menjadi inti dari mata uang digital ini. Meskipun banyak orang di dunia kripto menginginkan regulasi, namun pada hakikatnya mereka tidak suka dengan regulasi. Sebagai contoh, meskipun aktivitas pertambangan Bitcoin di China telah dilarang dan banyak exchange diusir keluar dari negara tersebut, namun pada Mei 2022 China masih menjadi kontributor terbesar kedua dalam aktivitas pertambangan Bitcoin di seluruh dunia, menunjukkan semangat desentralisasi Bitcoin yang sulit untuk dipatahkan.

  • Masih ingat gold standard act, dimana rakyat amerika disuruh untuk menukarkan emas nya dengan dollar? Bahkan punya emas itu ilegal dan kriminal. Kebijakan itu bisa berulang pada bitcoin. Semua bitcoin harus ditukarkan jadi mata uang fiat, dan memiliki bitcoin dianggap ilegal. Ini juga gampang2 susah. Karena kalau emas bentuknya kan fisik. Andai digeledah barangnya ada. Bitcoin nggak berbentuk. Bitcoin digital.

  • Namun hal ini juga susah. Karena node dan minernya ada di seluruh dunia, dan regulasi di berbagai negara beda-beda. Kebijakannya teradap bitcoin juga beda2. China aja yang ban total masih kecolongan dan tetap bertahan di penyumbang mining bitcoin terbesar kedua didunia. Masih banyak node dan miner yang menggunakan vpn dan beriperasi underfround.

  • Pelajaran sejarah di sekolah sering kali mencakup topik seperti berdirinya kerajaan, perang, dan berdirinya bangsa-bangsa, tetapi mengapa pelajaran tentang sejarah uang dan bank sentral swasta sebagai penerbit mata uang fiat seperti dollar tidak pernah diajarkan? Begitu pula dengan pelajaran tentang standar emas yang tidak diajarkan di sekolah. Fakta sejarah yang tidak selalu dikonsumsi oleh publik seringkali tersedia secara bebas di internet.

  • Algoritma kriptografi SHA-256 yang digunakan untuk mengamankan jaringan Bitcoin dibuat oleh US National Security Agency, dan saat ini dianggap sangat sulit untuk dipecahkan dengan komputer konvensional. Menurut penelitian dari University of Sussex di Inggris, diperlukan komputer kuantum dengan kekuatan 1.9 Milyar Qubit untuk mengganggu jaringan Bitcoin, sementara saat ini hanya terdapat komputer kuantum dengan 66 Qubit. Dalam beberapa dekade mendatang, mungkin diperlukan teknologi yang lompatan besar dan biaya operasional yang signifikan untuk mengganggu jaringan Bitcoin dengan komputer kuantum yang lebih canggih.

  • Mengganggu network bitcoin adalah membuat networknya down & worthless karena tidak bisa melakukan transaksi, dalam teori para miner hanya memining block kosong apabila blocknya kosong maka tidak ada yang bisa melakukan transaksi di blockchain bitcoin. Tapi jika ingin melakukan ini kita harus menguasai 50% hasing power yang menyebabkan para attacker mampu untuk membuat block kosong ters menerus.

    Mengganggu jaringan Bitcoin bukanlah tugas yang mudah, mengingat total kecepatan hashing Bitcoin yang sangat tinggi, yaitu sekitar 274 exahash per detik. Diperlukan sekitar 1,2 juta unit mesin Antminer S19 Pro senilai $3,6 miliar hanya untuk menguasai setengah dari total hashing tersebut. Selain itu, biaya operasional yang tinggi, termasuk biaya listrik yang mencapai $7,8 juta per hari, serta penggunaan energi yang sangat besar, mencapai 87,600,000 kwh per hari, membuat upaya ini menjadi tidak rasional dan tidak ekonomis.

  • Membuat nilai bitcoin menjadi tidak berguna dan salah satu caranya dengan mengubah bitcoin menjadi proof of stake. Saat ini bitcoin di anggap berharga karena untuk menambangnya perlu memecahkan algoritma yang sangat sulit dan dibutuhkan energi yang besar. seperti Hard money yang susah untuk didapat dan hampir tidak mungkin dibuat lagi contohnya emas dan bitcoin. Bitcoin nggak bisa dibuat lagi. memang semua orang bisa mengambil dan mencuri ide bitcoin, tapi untuk membuat bitcoin sendiri itu nggak bisa, dan jumlahnya tetep 21 juta coin.

  • Fork menjadi salah satu cara lain untuk memecah pendapat di dalam komunitas Bitcoin, di mana sebagian anggota memilih untuk bercabang dan membentuk jaringan baru, sementara Bitcoin asli tetap berjalan seperti biasa. Hingga saat ini, sudah ada 105 kali fork yang menghasilkan variasi seperti Bitcoin XT, Bitcoin Classic, Bitcoin Unlimited, Bitcoin Cash, dan Bitcoin Gold serta tidak ada satupun fork bicoin yang sesukses Bitcoin dan mendapatkan hati oleh banyak orang.

  • Carrington event adalah fenomena badai matahari yang dapat mengganggu peralatan elektronik, termasuk peralatan mining, listrik, dan power grid, dan pernah terjadi pada 1 September 1859. Meskipun badai matahari hanya berlangsung beberapa menit atau beberapa jam, dampaknya dapat terasa selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Pada saat itu, aurora terlihat di seluruh bumi dan mesin-mesin telegraf mengalami kerusakan, bahkan beberapa operatornya mengalami sengatan listrik, meskipun ada beberapa operator yang masih bisa mengoperasikan mesin telegraf mereka meskipun tidak terhubung dengan listrik.

  • Meskipun kode sumber Bitcoin bersifat open source dan banyak pihak dapat membuat replika Bitcoin, tidak ada yang dapat mengkopi Bitcoin di jaringan Bitcoin itu sendiri, termasuk menggandakan ide dari gerakan Bitcoin, seperti fork atau altcoin yang berhasil dan diadopsi melebihi Bitcoin.

Angga Andinata

Seorang educator. Misinya untuk mempersiapkan generasi Web3. Mengubah orang dari awam crypto menjadi paham crypto.

https://youtube.com/c/anggaandinata
Previous
Previous

5.20 Road to Hyperbitcoinization

Next
Next

5.18 Kapan BTC & Crypto mencapai ATH lagi ?