6.19 Analisa Teknikal di Crypto, NGGAK GUNA ?!

Dalam dunia crypto, terdapat berbagai jenis analisis yang dapat digunakan, salah satunya adalah analisis teknikal. Namun, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa analisis teknikal tidak berguna dalam crypto. Sebagai hasilnya, banyak trader yang menggunakan analisa teknikal kembali ke dalam trading forex karena alat analisis teknikalnya dianggap lebih bermanfaat di sana.

Namun, apakah benar analisis teknikal tidak berguna dalam dunia crypto? Mari kita bahas lebih lanjut!

    • Analisa Teknikal tidak dapat memantau aktivitas pergerakan dari “whale” yang kadang tidak jelas.

    • Crypto berbeda dengan forex yang dimana dari segi regulasi, crypto masih sangat sensitif dengan isu regulasi yang berbeda beda di tiap negara

    • Analisa teknikal ngga represent tentang token unlock, hardfork, burn, dll. Analisa teknikal adalah representasi dari psikologis trader. Tapi ada yang beda dengan market forex, di crypto ada token unlock yang ketika diunlock menambah jumlah supply di market.

    • Analisa teknikal tidak dapat mepresentasikan narasi yang sedang dibangun oleh market maker. Misal di Q1 2023 aja kita punya beberapa narasi, mulai dari Project AI, hingga Token dengan narasi China.

    • Data di crypto uda terbuka untuk public karena ada di public blockchain dan semua aktivitasnya bisa dilihat melalui blockchain

  • Ada 3 pendekatan bila ingin melakukan analisa sebuah project cypto

    • Pendekatan analisa teknikal

    • Pendekatan on-chain analysis

    • Pendekatan fundamental

  1. Analisa on-chain

    Dalam analisa on-chain kita harus memperhatikan beberapa hal agar dapat melakukan analisa on-chain dengan baik dan benar

    1. Jumlah TVL

      TVL adalah Total Value Lock yang dimana merupakan metric yang digunakan untuk melihat seberapa besar aset yang di stake di DeFi atau dApps. Semakin besar angka maka semakin baik, artinya trust di dApps atau chain ini semakin tinggi.

      Tapi ada metric yang lebih advance untuk melihat adopsi dari suata chain. Yaitu marketcap dibagi TVL.

Misalnya Ethereum angkanya ada di 7,68. Polygon di 6,04. Sementara Cardano ada di angka 49,1. Artinya pengguna defi di Cardano nggak banyak. Metric ini, makin kecil angka nya makin baik

2. Jumlah Stablecoin di Protokol

Jika kita ingin menganalisis suatu coin layer-1 dalam dunia crypto, kita dapat memeriksa jumlah stablecoin yang ada di protokol tersebut. Penting untuk memahami bahwa jumlah stablecoin yang ada di protokol berbeda dengan Total Value Locked (TVL).

Jumlah stablecoin yang ada di protokol mencerminkan seberapa banyak chain tersebut digunakan dalam ekosistem DeFi dan mencerminkan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi terdesentralisasi (dApps) atau ekosistem yang dibangun di atasnya. Jika tidak ada data tentang jumlah stablecoin yang ada di protokol, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan. Untuk mengakses metrik ini, kita dapat melihatnya melalui platform Defillama.

Contoh : Ketika artikel ini dibuat, jumlah stablecoin yang ada di Arbitrum ada di angka 1,7B

Dalam kasus Cronos, hanya terdapat $6000 stablecoin, padahal Total Value Locked (TVL) mencapai $324 juta. Hal ini menunjukkan bahwa chain tersebut mungkin sedang mengalami masa penurunan popularitas dan ditinggalkan oleh pengguna. Penurunan tiba-tiba dalam jumlah stablecoin juga dapat mengindikasikan bahwa pengguna telah keluar dari protokol tersebut. Oleh karena itu, mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam coin layer-1 yang sedang mengalami penurunan popularitas dapat menjadi ide yang sangat buruk. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang istilah "sunset" dan "sunrise" dalam dunia crypto, Anda dapat menonton video yang telah disediakan.

Cronos

Solana

Dalam kasus Solana, terjadi kebalikan dari situasi sebelumnya. Jumlah market cap stablecoin lebih besar daripada Total Value Locked (TVL). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang mempercayai Solana sebagai platform yang dapat diandalkan, sementara nilai aset kripto yang ada di protokol Solana masih dianggap undervalued. Oleh karena itu, TVL Solana lebih kecil dibandingkan dengan market cap stablecoinnya. Sementara itu, perlu diperhatikan bahwa Sui belum terdaftar dan mungkin masih dalam tahap pengembangan atau belum mendapatkan perhatian yang signifikan dalam ekosistem Solana.

Sui

3. Jumlah Unique Active Wallet

Dalam konteks Solana, terjadi situasi yang berbeda dengan sebelumnya. Pasar kapitalisasi stablecoin lebih tinggi daripada Total Value Locked (TVL). Ini menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap Solana sebagai platform yang dapat diandalkan, sementara nilai aset kripto yang ada di dalam protokol Solana dianggap masih di bawah nilai sebenarnya (undervalued). Akibatnya, TVL Solana lebih rendah dibandingkan dengan pasar kapitalisasi stablecoin. Namun, perlu diperhatikan bahwa Sui belum terdaftar dan mungkin masih dalam tahap pengembangan atau belum mendapatkan perhatian yang signifikan dalam ekosistem Solana.

Aave

token terminal, jumlah active usernya bisa kita cek pertumbuhan tiap bulannya

3. Liquidation Level di DeFi

Benar sekali, salah satu keunggulan utama dari teknologi blockchain adalah transparansinya. Dalam konteks DeFi, kita dapat melihat tingkat liquidasi yang terjadi. Dalam DeFi, terdapat aset kripto yang digunakan sebagai kolateral. Ketika terjadi liquidasi dengan jumlah besar, hal ini dapat berdampak pada pasar secara keseluruhan. Pada tahun 2022, terjadi kejadian di mana beberapa institusi crypto seperti Celsius, Voyager, Three Arrow Capital, dan lainnya tidak dapat menambah jumlah kolateral di DeFi, yang mengakibatkan likuidasi masif. Hal ini berkontribusi pada penurunan harga Ethereum menjadi sekitar $800.

2. Analisa Fundamental

  1. NVT Ration

    NVT Ratio (Network Value to Transactions Ratio) merupakan salah satu metrik yang digunakan dalam analisis kripto. Mirip dengan PE Ratio (Price-Earnings Ratio) dalam saham, NVT Ratio mengukur nilai jaringan crypto dibandingkan dengan volume transaksi yang terjadi. Jika NVT Ratio tinggi, ini menunjukkan bahwa nilai jaringan secara relatif terlalu tinggi dibandingkan dengan volume transaksi, yang dapat mengindikasikan overvalue. Dalam situasi ini, kemungkinan terjadi tren bearish. Sebaliknya, jika NVT Ratio rendah, ini menunjukkan bahwa nilai jaringan secara relatif undervalued dibandingkan dengan volume transaksi, yang dapat mengindikasikan tren bullish.

2. Token Unlock

Penting untuk memperhatikan token unlock dalam proyek baru. Meskipun desainnya deflasi dan memiliki hard cap, jika tidak ada market baru yang ditemukan, maka akan terjadi inflasi karena token unlock sudah berjalan. Inflasi ini terjadi ketika ada supli baru yang tersedia namun tidak ada market yang memadai dan untuk memantau token Unlock kita bisa check di tokenunlock.com

Contohnya, mengapa harga Sui di market terus turun ?! hal ini bisa saja terjadi dikarenaklan token unlock sudah berlangsung sementara ekosistemnya belum berhasil. Hal ini bukanlah tentang psikologi trader atau kualitas protokol, melainkan lebih terkait dengan inflasi yang terjadi.

Sui

3. Burn Mechanism

Mekanisme Burn Token dari setiap chain ataupun dapps itu berbeda, jadi penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana sistem burn-nya. Misalnya BNB, Mekanisme burn bnb ada 2, yaitu realtime burning dan quarterly burn. Untuk mengetahui info tentang BNB bisa di check di bnbburn.info. Disana kita juga bisa melihat estimasi jumlaa BNB yang di burm di quarterly autoburn nya. Berdasarkan BEP95 10% gas fee yang dicollect juga akan diburn.

Gimana dengan Ethereum? Untuk ethereum temen2 bisa cek ultrasound.money. Berdasarkan data di ultrasound.money suply Ethereum berkurang -0.3% per tahun.

Sementara kalau di Fantom 0.2% dari transaction fee akan di burn.

4. Revenue yang dihasilkan protokol melalui Fee

Tentu, untuk mendapatkan data yang lebih lengkap mengenai financial statement dan perbandingan pendapatan bulanan, kita dapat beralih ke Token Terminal. Di Token Terminal, tersedia laporan keuangan untuk setiap protokol dan kita dapat membandingkan pendapatan dengan bulan sebelumnya. Semakin besar pendapatan yang dihasilkan dari biaya, semakin besar pula jumlah koin atau token yang dibakar (burned). Data ini memberikan wawasan yang lebih mendalam daripada analisis teknikal.

Token Terminal

5. Treasury Setiap Project

Treasury suatu proyek sebenarnya tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan harga tokennya. Namun, melalui jumlah uang kas ini kita dapat melihat seberapa berkelanjutan proyek tersebut dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Ketika suatu proyek memiliki treasury, itu menunjukkan bahwa proyek tersebut sedang melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan pengguna baru. Namun, dalam mengevaluasi treasury ini, kita juga perlu memeriksa komposisinya. Semakin besar jumlah Bitcoin, Ethereum, dan stablecoin dalam treasury, semakin ideal.

Yang menjadi masalah adalah jika treasuries tersebut terdiri dari token proyek itu sendiri. Ini berarti ketika harga token tersebut merosot, uang kasnya juga ikut hilang. Oleh karena itu, penting bagi proyek untuk memiliki keberagaman dalam komposisi treasury-nya guna mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada token mereka sendiri.

Analisis fundamental dalam dunia kripto melibatkan berbagai faktor seperti tim pengembang, skalabilitas, kecepatan transaksi, dan masih banyak lagi. Namun, di antara semua faktor tersebut, faktor yang paling penting adalah jumlah pengguna aktif.

Misalkan kita membandingkan dua restoran, Restoran A dan Restoran B. Meskipun Restoran A lebih mahal dan lebih kecil daripada Restoran B, namun jika Restoran A memiliki lebih banyak pelanggan yang setia, itu menunjukkan keberhasilan Restoran A.

Demikian pula dalam dunia kripto, memiliki pengguna aktif yang banyak merupakan faktor kunci dalam kesuksesan sebuah proyek. Jumlah pengguna aktif mencerminkan tingkat adopsi dan kepercayaan masyarakat terhadap platform tersebut.

Closing Thought

Setiap pendekatan analisa memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, dan pilihan tergantung pada preferensi dan tujuan masing-masing individu. Beberapa trader lebih suka menggunakan analisa teknikal untuk trading jangka pendek karena mengandalkan pola dan pergerakan harga historis, sementara analisa on-chain dan fundamental lebih cocok untuk penilaian jangka menengah hingga panjang.

Penting untuk diingat bahwa setiap trader memiliki gaya dan strategi trading yang berbeda, dan tidak ada pendekatan yang benar atau salah. Yang terpenting adalah memiliki pemahaman yang baik tentang metode analisa yang digunakan dan menggunakannya dengan konsisten dan disiplin.

Selain itu, keputusan cut loss juga penting dalam trading. Jika sebuah proyek crypto tidak sesuai dengan ekspektasi atau mengalami penurunan nilai yang signifikan, penting untuk berani memutuskan untuk keluar dari posisi tersebut untuk melindungi modal Anda.

Tetaplah terus belajar dan eksplorasi berbagai metode analisa yang ada, dan temukan apa yang cocok dengan gaya trading dan tujuan Anda. Selalu ingat untuk melakukan riset mendalam sebelum membuat keputusan investasi dan pertimbangkan faktor risiko yang terkait.

MORE IN THIS CHAPTER

Angga Andinata

Seorang educator. Misinya untuk mempersiapkan generasi Web3. Mengubah orang dari awam crypto menjadi paham crypto.

https://youtube.com/c/anggaandinata
Previous
Previous

6.18 PERANG STABLE COIN : WASPADA BISNIS DIBALIK STABLECOIN