4.4 USDT Depeg! Curve Pool War, Harus Gimana Kalau Depeg lagi?

USDT merupakan satu-satunya stablecoin yang tidak boleh tumbang dalam dunia cryptocurrency. Meskipun ada stablecoin lain seperti DAI dan USDC, tetapi banyak pertukaran mata uang digital menggunakan USDT sebagai pasangan (pair) perdagangan. Jika nilai USDT turun, bukan hanya para investor atau pedagang individual yang akan merasakan dampaknya, tetapi juga pertukaran mata uang digital, institusi keuangan, market maker, bahkan proyek-proyek yang menyimpan aset dalam bentuk USDT.

Tanggal 15 Juni 2023 USDT mengalami depag yaitu kehilangan patokan harga dengan nilai seharusnya mengapa hal itu bisa terjadi dan kenapa banyak orang jadi teringat mengenai UST, lalu apa yang akan terjadi jika event USDT depag terjadi lagi ?

  • Pada case terakhir 15 Juni, USDT Depag karena pool 3pool di curve tiba tiba terjadi imbalance, diisi dengan 72% USDT. Pool ini berisi 3 stablecoin, yaitu DAI, USDC, dan USDT yang semestinya pool ini balance 33,3%. Apabila tidak balance ada indikator whale ( Trader dengan dana besar ) yang menukarkan salah satu stablecoin ini dalam jumlah yang sangat banyak.

    Dalam kasus depeg USDT yang terjadi kemarin, berdasarkan data dari LookIntoChain, terdapat seorang individu besar yang melakukan deposit sebesar 52,5 juta USDC dan meminjam 40 juta USDT melalui platform AAVE dan Compound. Kemudian, 40 juta USDT tersebut didepositokan ke platform Coinbase dan Kraken, dan nilai USDT mulai melemah. Individu tersebut kemudian menarik 25 juta USDC dari Coinbase. Pada saat yang sama, dua individu lain menjual sejumlah 9,6 juta USDT.

    Setelah terjadi depeg, CZSamsun melakukan aksi jual pendek (short) terhadap USDT melalui AAVE. Namun, kemudian individu lain dengan alamat 0xd275 meminjam USDC melalui AAVE dan Compound untuk membeli kembali USDT, sehingga USDT kembali terpeg. Pertanyaan yang muncul adalah apakah ada serangan terhadap USDT dan apakah ada informasi yang tidak diketahui oleh masyarakat umum namun diketahui oleh individu besar (whale) ?

    Jawabannya baru terungkap sekitar 12 jam setelahnya, ketika Coindesk, salah satu media terbesar dalam industri cryptocurrency, mengumumkan bahwa mereka memegang dokumen terkait Tether. Perlu diingat bahwa Coindesk sebelumnya telah mempublikasikan laporan keuangan FTX yang menyebabkan kekhawatiran karena cadangan asetnya di bawah 1 miliar. Hal ini menjadi salah satu faktor utama dalam kejatuhan FTX. Namun, pihak Tether mengatakan bahwa data yang dimiliki oleh Coindesk adalah data lama dari tahun 2018, dan mereka merespon klaim tersebut sebagai upaya untuk membantah tuduhan.

  • UST (Terra USD) merupakan stablecoin algorithmic dengan ekosistem yang memiliki nilai sekitar 60 miliar Dolar AS, termasuk ekosistem Terra Luna yang merupakan platform blockchain di mana UST beroperasi. Dalam studi kasus UST, para trader dan investor belajar untuk memprediksi penurunan nilai stablecoin melalui analisis data yang diperoleh dari Kaiko, sebuah platform analitik untuk data pasar kripto.

    Jadi, ada 3 gelombang atau fase yang terjadi dalam penurunan nilai UST ini. Gelombang pertama terjadi di DEX (Decentralized Exchange), tepatnya pada tanggal 7 Mei, ketika Terraform Labs menarik likuiditas UST sebesar 150 juta dolar dari Curve Pool, yang dikenal sebagai pool UST 3CRV. 3CRV merupakan token LP (Liquidity Provider) untuk 3pool yang berisi USDT, DAI, dan USDC, pool yang terlibat dalam depegging USDT sebelumnya. Beberapa menit setelahnya, ada seorang "whale" yang mentransfer 85 juta UST dan melakukan swap UST dengan USDC, menyebabkan jumlah UST menjadi besar di pool tersebut dan mengakibatkan ketidakseimbangan.

    Gelombang kedua terjadi di CEX setelah beberapa hari terjadi penundaan. Para trader di CEX menyadari adanya diskon harga UST di DEX, sehingga mereka mulai menjual UST. Hal ini menyebabkan harga UST turun dan pada tanggal 11 Mei terjadi krisis likuiditas di mana order book pembelian UST kosong. Mereka yang ingin menjual UST harus mencari pihak lain, yaitu penerbitnya, Terra.

    Gelombang ketiga terjadi di Terra Station. Dalam kasus UST, pengguna harus mengembalikannya kepada Terra, di mana Terra tidak menjamin nilai 1:1 terhadap USD, melainkan 1:1 terhadap Luna senilai $1. Pengguna menukarkan UST ke Luna, sehingga pasokan Luna meningkat. Namun, pengguna juga menjual Luna, yang menyebabkan harga UST dan Luna turun.

Studycase UST
  • Pada studi kasus UST kita dapat melihat beberapa indikator yang sekiranya bisa menjadi acuan apakah stablecoin tersebut akan jatuh atau tidak

    • Pertama Balance di Pool Curve

      Ketika pool 3pool mengalami imbalance, biasanya dikarenakan ada seorang “whale” yang melakukan swap coinnya dalam jumlah besar dengan stablecoin lainnya. Komunitas mulai waspada akan hal ini mengingat kejadian pada UST.

    • Kedua APR di DEX

      APR atau bunga tinggi pada stablecoin adalah reward agar holder tetap mau hold coin mereka. APR yang tinggi artinya resiko yang lebih tinggi. Yield stablecoin itu didapat dari aktivitas lending & borrowing di DEX ataupun CEX, dimana holder USDT meminjamkan USDT mereka untuk mendapatkan keuntungan dari bunga.

    • Ketiga Kalau APR di DeFi tinggi

      Artinya ada permintaan yang tinggi untuk meminjam USDT dengan kolateral token lain dengan harapan bisa melunasi dengan USDT yang lebih murah.

    • Keempat Order Book di CEX antar pairing stablecoin

      misal dengan USDT/USDC dan sebaliknya, dicase UST orderbook di kolom beli mengalami kekosongan

    • Kelima Jaminan dari Penerbit

      Kalau itu adalah algoritmic stablecoin, dampaknya adalah runtuhnya ekosistem dan tergantung dari algoritmanya bagaimana. Kalau itu reserve backed stablecoin seperti Tether, BUSD, dan USDC tinggal trust ke company penerbitnya.

  • Tidak perlu terlalu khawatir dengan USDT karena USDT bukan merupakan algorithmic stablecoin. Stabilitas USDT sebenarnya tidak ditentukan oleh pertukaran di bursa atau pool, tetapi oleh kemampuan untuk menukarkannya kembali dengan rasio 1:1 langsung ke sumbernya, yaitu Tether. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam pengungkapan resmi, Tether tidak selalu menjamin pertukaran 1:1 dalam kondisi tertentu.

    Jika terjadi masalah dengan USDT, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, dapat mengambil kerugian dan beralih ke stablecoin lain. Kedua, dapat memindahkan aset ke Bitcoin dan menyimpannya dalam cold wallet. Ketiga, dapat melakukan deposit USDC ke platform DeFi seperti AAVE atau CEX, meminjam USDT, dan menukarkannya dengan USDC. Jika USDT benar-benar mengalami depeg, maka dapat menghasilkan keuntungan karena pembayaran pinjaman dapat dilakukan dengan menggunakan USDT yang memiliki nilai lebih rendah. Namun, perlu diingat bahwa terlalu banyak terpapar terhadap USDT di bursa dapat membawa risiko yang signifikan.

    Harapannya adalah agar USDT tidak mengalami kegagalan atau depeg, karena dampaknya dapat sangat besar dan dapat menghancurkan industri kripto.

USDT depag lagi ?
Angga Andinata

Seorang educator. Misinya untuk mempersiapkan generasi Web3. Mengubah orang dari awam crypto menjadi paham crypto.

https://youtube.com/c/anggaandinata
Next
Next

4.1 Apa Itu Blockchain?